Bagi Paul ErdĹs, seseorang yang sudah berhenti mengerjakan matematika sudah mati. Aku menyetujui hal itu, tapi umum takkan begitu saja menerimanya. Disinilah perlunya generalisasi, matematika sebagai hobi, sehingga seseorang yang sudah berhenti melakukan hobinya sudah mati. Badannya hidup tapi jiwanya sebenarnya jiwanya sudah mati ditelan bumi.Aku kadang berpikir,sebenarnya siapa yang lebih bermain raut muka, orang yang bertanya “rencana kuliah dimana ?” kepadaku, atau aku yang menjawab “FMIPA” dengan cepat namun ragu , mengantisipasi raut muka aneh yang disembunyikan penanya. Berikut adalah alasan raut muka tersebut :
1. Skill/kemampuan yang dimiliki tidak berguna dalam kehidupan sehari-hari
2. Penghasilan rendah
3. Prospek kerja buram (lawan kata cerah)
4. Ilmu murni terlalu mudah
5. Sangat sedikit yang berhasil
Walaupun hampir tidak mungkin, saya akan mencoba memaparkan argumen berikut se-objektif mungkin.Berurut.
Begini, fmipa adalah fakultas ilmu murni. Sesuai namanya, mahasiswa prodi ini akan mempelajari ilmu alam pada level fundamental/murni/teoritis dimana mahasiswa dituntut untuk bertanya bagaimana? , mengapa ? bukan apa ? atau untuk apa?. Mereka mengabdikan kehidupan mereka pada ilmu , mencoba memecahkan misteri alam. Eksentrik yang melekat bagi orang-orang seperti ini hanyalah interpretasi berlebihan publik terhadap gairah dan kecintaan mereka terhadap sains.Anggap saja mereka pemimpi, karena anda juga hanya khayalan.
(1)Menurutku, fisikawan seperti pemasok/pembuat senjata kepada tentara yang akan berperang. Orang dibalik layar, namun sebenarnya pembunuh sejati. Ada kalanya pekerjaan lebih efektif jika dibagi, tentara tidak sibuk memikirkan senjata apa yang akan dibuatnya. Ia cukup tahu senjata sudah ada ditangannya, ia tahu cara standar menggunakannya, medan perang menuntutnya lebih, improvisasi (pembuat senjata tidak membuat gagang depan ak-47 untuk menghantam kepala musuh). Sedangkan pembuat tidak perlu ikut berperang, ikut cukup memastikan senjata nya bekerja.
(2)Judul terpenuhi. Aku tidak mau jadi hamba uang. Kita hidup di sebuah planet diantara sekian banyak planet, di sebuah galaksi diantara sekian banyak galaksi. Ya, anda dan uang anda berarti. Sebagaimana kuatnya pun seorang manusia fana berusaha meraih kegilaan berupa kesuksesan, laut akan menderita lemparan sebiji pasir, hilang sekejap dalam kehampaan, ironis sebelum memberikan pengaruh.
(3)Buatlah hobimu sebagai pekerjaanmu, sehingga kamu tidak perlu bekerja seharipun dalam hidupmu. Setelah pengakuan ilahi, kasih sayang keluarga, ini yang ketiga. Anda tidak perlu berlibur, kerjamu adalah hobimu, melakukan hobi berarti berlibur. Tak juga penting berjalan-jalan, dengan kekuatan penetrasi, berkah Tuhan kepada otak manusia, benda ini mampu berimajinasi, membawamu menelusuri wadah makhluk hidup, alam semesta.
(4)Yang aku tahu, dan yang aku alami pelajaran SMA hanya membuatmu merasa pintar, dengan mampu lulus ujian, ujian dan ujian. Semua dimudahkan, aspek-aspek menantang dan menyenangkan dihilangkan demi test, test dan test. Aku sempat berpikir bahwa guru bimbel adalah pahlawan. Karena mereka telah berkorban, membuat dosa dengan menghalalkan segala pengabaian terhadap esensi sains itu, demi lulus, lulus, dan lulus. Hati-hati, aku tidak akan heran jika aku mendengar lagi keluhan dari mahasiswa tingkat awal yang tidak menyangka momentum anguler bisa dibuat sangat sulit.
(5)Satu-satunya kebebasan yang dimiliki manusia adalah kebebasan untuk memilih apa yang benar menurutnya. Aku bukanlah orang yang mempunyai bakat yang sangat istimewa didalam matematika dan fisika (prasyarat ilmuwan), tapi aku punya bentuk pseudo dari hal diatas , sifat . Jika pada suatu momen dalam hidupku dimana aku gagal dan tidak bisa kembali ke awal lagi, aku tidak akan menyesal. Aku lebih menyesal jika tak pernah memilih jalan hidup ini. Walau nanti aku bertemu kawan karibku bernama kegagalan, aku yakin bisa berkontribusi . Karena aku manusia yang hidup sepenuhnya. Kevin, sebagai masa transisi pengangguran dan mahasiswa.
–edited : 13/2/2016–